Looking For Anything Specific?

Secuil Cerita PKL Thailand 2020














Assalamualaikum. Swadekaa~. Kali ini, aku pengen sharing tentang experience Praktik Kerja Lapangan (PKL)ku. Tak lupa aku ingin berterima kasih banyak kepada Ma’am Like Raskova Octaberlina, Miss Dian Eka dan Bapak Basori yang telah mengurus angkatan kami dalam PKL Luar Negeri ini, semoga Allah yang membalas jasa-jasa antum sekalian, Aamiin, juga pada semua yang telah membantu, mensupport, mengapresiasi dan bahkan yang mendoakan dalam diam, thank you so much, it means a lot to me. Luvv,

Aku PKL di pesantren yang bernama Prateptamp Foundation School, di Laem Sak, Krabi, Thailand. Agar lebih mudah, aku akan mengemasnya dengan Question and Answer (Q&A). Check this out!

Motivasi PKL ke luar negeri?
Temanku, Siti Intan CK pernah bilang, mumpung masih study S1, seenggaknya punyalah pengalaman ke luar negeri dalam ranah akademis. Dari situ, aku mantab memutuskan untuk ikut PKL di luar negeri (walaupun awalnya maju mundur, hehe)


Kenapa Memutuskan ke Thailand?
Karena penasaran aja, ingin survive my english dan juga living cost-nya ngga mahal, pas banget untuk kantong mahasiswa hehe.

Self Funded or Scholarship?
Self Funded. Aku menghabiskan sekitar 6 juta. 3,2 juta untuk tiket, 2,8 juta untuk sangu.

Pilihan negaranya apa saja?
Untuk angkatanku ada Thailand dan Malaysia, dengan jadwal keberangkatan yang berbeda-beda. (Beda kelompok, beda jadwal).

Apakah Program Ini Dikhususkan ICP (International Class Program)?
Tidak, program ini terbuka lebar untuk seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang, walaupun praktiknya lebih banyak teman-teman ICP, hehe. But, it’s okay~

Apakah ada seleksinya?
Tidak, tinggal daftar saja ke pengurus ICP.

Saya Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Apakah Harus Pintar English?
Sangat dianjurkan bisa English, karena secara kita mau ke luar negeri ya, sedangkan bahasa yang banyak dipahami masyarakat Internasional adalah English. Biar ngga repot komunikasi di airport, dengan pihak sekolah dll.

Gimana Caranya Meyakinkan Diri Agar Memilih PKL di Luar Negeri?
Minta rida dan diskusi ke orang tua, kemudian istikhoroh. Banyak tanya-tanya sama kating juga.

Suka-Duka PKL di Thailand?
Suka: Bersyukur sekali bisa menyaksikan langsung peradaban Muslim di sini yang mana sebelumnya ngga pernah terpikirkan akan sebesar yang aku lihat.
Duka: Santrinya sedikit yang bisa English, sehingga ketika mengajar dibutuhkan tenaga ekstra untuk mentransfer pengetahuan kita kepada mereka.

Apakah Dapat Salary?
Kebetulan di tempatku dapat, hehe. Tidak tahu kalau di sekolah lain.

Apa Benar PKL di Luar Negeri Lebih Banyak Jalan-Jalan Ketimbang Kerjanya?
Uhuk..uhuk, hmm, aku kembalikan ke masing-masing orang deh gimana menilainya. Tapi apa yang aku alami pribadi, aku ngerasa banyak belajar gimana cara ngadepin masyarakat Internasional, cara menjaga nama baik Indonesia, survive dan memposisikan menjadi guru -because di sini, kami dipanggil as teacher not mahasiswa yang sedang PKL. Kalau misal sebagian besar di antara kami banyak yang post lagi jalan, ya wajarlah, namanya pergi ke tempat baru hehe, jadi keep positive thinking aje lah. PKL di dalam negeri atau luar negeri punya kelebihan masing-masing, so stop compare. Ambil yang baik untuk dijadiin pelajaran.

Ada Tips untuk Kami yang akan PKL di Luar Negeri?
Of course, here we go:
1. Perbaiki niat yang tulus ikhlas
2.  Minta rida orang tua.
3.  Buat Passport setidaknya enam bulan sebelum keberangkatan.
4. Tentukan negara dengan pertimbangan yang matang (jangan ikut-ikut    teman).
5. Bawa oleh-oleh/cinderamata untuk pihak sekolah dan untuk murid  sebagai rewards. (yang murah dan ngga berat, kalau aku bawa      gantungan kunci khas Jogja yang cuma 1k/pcs).
6. Bawa pakaian sesuai kondisi geografis tempat tujuan.

Sekadar informasi saja, ini nama-nama timku yang bernama Krabhat. Walaupun beda penempatan sekolah, tetapi penanggung jawab kami sama, yakni Buya Amran.

Alfiyah Rizzy Afdiquni (PBA) & Ikhwanur Rahmah (PBA): Prateptamp Foundation School
Des. Tini Sholihah (PBA) & Yuni Prastiwi Ningsih (PAI): Eakkapap Sasanawich
Evi Nur Rohmah (PBA) & Baddariyah Amad (PAI): Yaseroh pirtayanusron
Muhammad Afiq Aminullah (PBA) & Moch Fajri Ainun Nabiel (PBA): Arroyan pitayanusorn
Ach. Dzulqornain (PBA) & Nur Ainiyah (PAI): Santiwittaya

Ok, sekian review PKL-ku, kalau mau lihat secuil kegiatanku, bisa klik di sini . 😊. Wassalamu’alaikum.

Notes:
PBA (Pendidikan Bahasa Arab)
PAI (Pendidikan Agama Islam)

Post a Comment

0 Comments