Assalamualaikum. Swadekaa~.
Kali ini, aku pengen sharing tentang experience Praktik Kerja
Lapangan (PKL)ku. Tak lupa aku ingin berterima kasih banyak kepada Ma’am Like
Raskova Octaberlina, Miss Dian Eka dan Bapak Basori yang telah mengurus
angkatan kami dalam PKL Luar Negeri ini, semoga Allah yang membalas jasa-jasa
antum sekalian, Aamiin, juga pada semua yang telah membantu, mensupport,
mengapresiasi dan bahkan yang mendoakan dalam diam, thank you so much, it means
a lot to me. Luvv,
Aku PKL di pesantren yang bernama Prateptamp Foundation School, di Laem
Sak, Krabi, Thailand. Agar lebih mudah, aku akan mengemasnya dengan Question
and Answer (Q&A). Check this out!
Motivasi PKL ke luar negeri?
Temanku, Siti Intan CK pernah bilang, mumpung masih study S1,
seenggaknya punyalah pengalaman ke luar negeri dalam ranah akademis. Dari situ,
aku mantab memutuskan untuk ikut PKL di luar negeri (walaupun awalnya maju
mundur, hehe)
Kenapa Memutuskan ke Thailand?
Karena penasaran aja, ingin survive my english dan
juga living cost-nya ngga mahal, pas banget untuk kantong mahasiswa hehe.
Self Funded or Scholarship?
Self Funded. Aku menghabiskan sekitar 6 juta. 3,2 juta untuk tiket, 2,8 juta
untuk sangu.
Pilihan negaranya apa saja?
Untuk angkatanku ada Thailand dan Malaysia, dengan jadwal keberangkatan
yang berbeda-beda. (Beda kelompok, beda jadwal).
Apakah Program Ini Dikhususkan ICP (International Class Program)?
Tidak, program ini terbuka lebar untuk seluruh mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang, walaupun praktiknya lebih banyak
teman-teman ICP, hehe. But, it’s okay~
Apakah ada seleksinya?
Tidak, tinggal daftar saja ke pengurus ICP.
Saya Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Apakah Harus Pintar English?
Sangat dianjurkan bisa English, karena secara kita mau ke
luar negeri ya, sedangkan bahasa yang banyak dipahami masyarakat Internasional
adalah English. Biar ngga repot komunikasi di airport, dengan pihak
sekolah dll.
Gimana Caranya Meyakinkan Diri Agar Memilih PKL di Luar Negeri?
Minta rida dan diskusi ke orang tua, kemudian istikhoroh. Banyak
tanya-tanya sama kating juga.
Suka-Duka PKL di Thailand?
Suka: Bersyukur sekali bisa menyaksikan langsung peradaban Muslim
di sini yang mana sebelumnya ngga pernah terpikirkan akan sebesar yang aku
lihat.
Duka: Santrinya sedikit yang bisa English, sehingga ketika mengajar
dibutuhkan tenaga ekstra untuk mentransfer pengetahuan kita kepada mereka.
Apakah Dapat Salary?
Kebetulan di tempatku dapat, hehe. Tidak tahu kalau di sekolah
lain.
Apa Benar PKL di Luar Negeri Lebih Banyak Jalan-Jalan Ketimbang Kerjanya?
Uhuk..uhuk, hmm, aku kembalikan ke masing-masing orang deh gimana
menilainya. Tapi apa yang aku alami pribadi, aku ngerasa banyak belajar gimana
cara ngadepin masyarakat Internasional, cara menjaga nama baik Indonesia, survive
dan memposisikan menjadi guru -because di sini, kami
dipanggil as teacher not mahasiswa yang sedang PKL. Kalau misal sebagian
besar di antara kami banyak yang post lagi jalan, ya wajarlah, namanya
pergi ke tempat baru hehe, jadi keep positive thinking aje lah. PKL di
dalam negeri atau luar negeri punya kelebihan masing-masing, so stop
compare. Ambil yang baik untuk dijadiin pelajaran.
Ada Tips untuk Kami yang akan PKL di Luar Negeri?
Of course, here we go:
1. Perbaiki niat yang tulus ikhlas
2. Minta rida orang tua.
3. Buat Passport setidaknya enam bulan
sebelum keberangkatan.
4. Tentukan negara dengan pertimbangan
yang matang (jangan ikut-ikut teman).
5. Bawa oleh-oleh/cinderamata untuk
pihak sekolah dan untuk murid sebagai rewards. (yang murah dan ngga
berat, kalau aku bawa gantungan kunci khas Jogja yang cuma 1k/pcs).
6. Bawa pakaian sesuai kondisi
geografis tempat tujuan.
Sekadar informasi saja, ini nama-nama timku yang bernama Krabhat.
Walaupun beda penempatan sekolah, tetapi penanggung jawab kami sama, yakni Buya
Amran.
Alfiyah Rizzy Afdiquni (PBA) &
Ikhwanur Rahmah (PBA): Prateptamp Foundation School
Des. Tini Sholihah (PBA) & Yuni
Prastiwi Ningsih (PAI): Eakkapap Sasanawich
Evi Nur Rohmah (PBA) &
Baddariyah Amad (PAI): Yaseroh pirtayanusron
Muhammad Afiq Aminullah (PBA) &
Moch Fajri Ainun Nabiel (PBA): Arroyan pitayanusorn
Ach. Dzulqornain (PBA) & Nur
Ainiyah (PAI): Santiwittaya
Ok, sekian review PKL-ku, kalau mau lihat secuil kegiatanku,
bisa klik di sini . 😊. Wassalamu’alaikum.
Notes:
PBA (Pendidikan Bahasa Arab)
PBA (Pendidikan Bahasa Arab)
PAI (Pendidikan Agama Islam)
0 Comments