Di suatu
malam ada seorang perempuan menelpon temannya dan curhat tentang orang-orang yang
suka menyinyir dirinya. Ia tidak habis pikir mengapa selalu ada sekelompok orang
yang masih saja suka mengomentari kehidupan orang lain. Hal ini juga sangat
rentan dialami insan yang diberi amanah. Mau tidak mau, segala tindak tanduknya
mesti ae onok sing ndak nrimo, hhe.
Menanggapi itu, temannya di seberang
telepon berkata: "Ibarat pohon; semakin
tinggi, anginnya semakin gede, dan
angin gede hanya ngefek sama pohon yang gede. Angin itu ga akan mengusik rumput-rumput yang kecil, kan?"
Sepertinya di
ujung sana, sang teman bisa membayangkan perempuan itu mengangguk dan
menyetujui argumennya.
Di beberapa malam berikutnya, perempuan itu menelpon temannya
lagi dan bisa ditangkap bahwa intonasi bicaranya sudah semakin membaik dan
kedengarannya lebih bersemangat dari malam sebelumnya. Si teman pun bertanya
mengenai keadaannya sekarang, dan dengan mantap perempuan itu menjawab:
"Alhamdulillah, pohonnya sekarang jauh tumbuh lebih tinggi, sehingga membuat
angin yang waktu itu tak berdaya."
Sang teman pun tersenyum dan turut
mensyukurinya.
Malang, Februari 2018
2 Comments
Pendek amet ceritanya..😀
ReplyDeletePadahal sudah berekspektasi..
namanya kan cerpen, kalau panjang entar jadi novel hhe
ReplyDelete