Judul: Muhammad saw: Sang Pewaris Hujan (Jilid ketiga)
Penulis: Tasaro GK
Penerbit: Bentang Pustaka
Rate: 4/5
Hampa; Satu kata yang cukup mewakili perasaanku setelah membaca buku ini.
Hampa atas kisah berpulangnya Sayyidina Umar bin Khattab, juga karena kisah fiksi antara Elyas dan Maria.
Ada pula cerita persahabatan antara dua sosok beda agama antara Elyas dan Muhammad (sang pemanah) yang sangat menggugah hati.
Ya, gimana enggak mau hampa kalau dialognya saja begini: (dan bikin nangis agak lama di tengah malam)
Buku ini membuka mataku tentang dunia-dunia Timur Tengah yang menakjubkan
Juga tentang fakta-fakta yang mungkin jarang orang tau, seperti momen jatuhnya Romawi ke Tentara Islam.
Tentara Romawi yang beragama Kristen memaksakan aliran Kristen mereka kepada orang Kristen Koptik Mesir. Hal ini memicu orang Koptik berpihak pada pihak Islam.
Kemudian, fakta tentang asal agama Kristen yang berasal dari dunia Arab. Sungguh ironi dan lucu jika dunia Barat sekarang membenci Arab dan Islam padahal agama yang mereka anut asalnya dari tanah Arab.
Dari buku ini, kita juga diajak "terbiasa" saat menyikapi perbedaan ijtihad sahabat Nabi. Perbedaan di zaman itu benar-benar rahmat dari Allah. MasyaaAllah.
Yang membuat buku ini spesial adalah kita seperti diingatkan perihal hakikat hidup di dunia adalah jalan pulang menuju Allah Swt.
"Pada dasarnya setiap manusia memiliki kerinduan kepada Tuhannya. Manusia berangkat meninggalkan Tuhan melalui kelahirannya di dunia. Al-Qur'an diturunkan sebagai panduan. Agar setiap manusia yang beriman tahu jalan pulang yang penuh kenikmatan meski itu tampak terjal dan penuh kepedihan." (Hal. 173-174)
Aku cukup nyaman membaca buku ini. Namun, agak disayangkan saat tokoh fiksinya terlibat langsung dengan tokoh sejarah. Mungkin bagi sebagian orang, alur seperti ini akan terasa aneh.
Bangkalan, 21 Agustus 2024.
Saat hati sedang gerimis.
Lagu yang menemani saat membaca buku ini:
Huwa Al-Qur'an dan Al-Hubbu Yasood (Maher Zain)
Niscaya (Bilal Indrajaya)
Cumbu Pilu (Alfie Alfandy)
0 Comments