Looking For Anything Specific?

Catatan Ramadan; Seni Menyembuhkan Hati di Bulan Suci

 

catatan-ramadan-seni-menyembuhkan-hati-di-bulan-suci
makkah_wr


Semoga tak ada lagi hati yang patah, setelah ini. −kornoles

Ramadan lalu; tepatnya di 2020. Aku bersuka cita mengerjakan revisi skripsi. Sedari awal, aku memang menyambut baik momen ini. Walau pada akhirnya sekitar 90 persen kukerjakan di rumah alias kuliah online dikarenakan pandemi.

Namun di saat yang sama; beberapa teman dekatku mengalami patah hati yang luar biasa. Hal itu berakibat skripsi mereka mandek, hingga harus membayar ukt di semester 9. Tentu saja; kuliah molor bukanlah tindak kriminal, bukan juga aib, apalagi dosa.

Sebagai teman, aku hanya bisa memberi semangat dan berkata sabar, walau aku tahu betul teman-temanku pasti sudah tahu apa yang harus ia usahakan serta berjuang dengan keras melewati fase itu.

Aku yang sejak masuk semester akhir hingga kini sering membaca buku Islamic romance (dengan segala kerumitan cintanya) namun masih tak habis pikir; apakah patah hati bisa sesakit itu, sehancur itu; hingga skripsi pun harus tertunda, yang mana tak hanya mengorbankan UKT (uang kuliah tunggal) dan uang kos; juga mengorbankan hal-hal yang lebih penting; waktu, energi dan hati −tentu saja.

Tanpa sengaja, di awal Ramadan 1442 H aku mendapati nasehat tentang move on. Aku tahu di luar sana, banyak yang tengah patah hati di bulan suci ini. Aku merangkum beberapa nasehat yang diberi Ustazah Rima. Beliau merupakan alumni angkatan pertama STAI Imam Syafi’i  Cianjur. Berikut beberapa kunci ‘move on’ dari beliau:

Kunci Pertama: Mengikhlaskan

Karena apa-apa yang bukan rezekimu, tidak akan menjadi milikmu, bagaimanapun caranya.

Kamu pernah ‘kan makan sesuatu, tangan sudah mengayunkan makanan ke mulut, tetapi sesampai di depan bibir, makanan itu jatuh berserakan.

Itu bukan rezekimu saat itu. Namun rezeki semut yang dititipkan padamu.

Kunci Kedua: Sabar 

Sabar menahan sakit hati karena kegagalan ini. Sembari mengingat, bahwa segala derita yang kita rasa (kala kita bersabar menjalaninya) maka semua akan diberi pahala. Setiap kali teringat hingga merasa direndahkan, merasa dikucilkan, semua itu bernilai pahala.

Kunci Ketiga: Berbaik Sangka kepada Allah

Sebesar apapun cobaan kita, kita tidak boleh putus asa atau bahkan menyalahkan takdir, karena Allah pencipta kita, lebih tau apa yang terbaik untuk kita, dan Dia dengan segala keagungan-Nya, tidak akan menakdirkan perkara buruk bagi hamba-Nya. 

Kunci Keempat: Jadikan Bulan Ramadan Momentum Move On!

Sedih boleh asal sewajarnya. Namun tidak boleh terlalu berlarut-larut. Apalagi jika sampai kita dirugikan oleh kesedihan ini.

Saat orang lain sedang sibuk berburu pahala di bulan suci Ramadan, sibuk membersihkan hati, memperbaiki diri, sibuk mengais pahala, jangan sampai kamu malah duduk termenung merenungi hal yang telah berlalu, yang mana tidak akan menjadi milikmu.

Mau nangis seharian pun, masa lalumu tidak akan mengerti apa yang terjadi sama kamu. Dia sedang menata masa depannya, mencari pasangan lain untuk menyempurnakan agamanya, dia tidak sedang memikirkanmu. Bangkitlah. Jangan rugikan dirimu sendiri.

Bangkit! Kamu wanita baik, sholeha, cantik, semua orang menyayangimu, menanti keberhasilanmu. Abimu, Ummimu, adik-adik. Jangan abaikan mereka yang menyayangimu hanya untuk menyesalkan mereka yang tak pernah memikirkanmu.

Masa lalumu, orang tua masa lalumu, tidak akan menoleh ke belakang untuk menatapmu. Mereka sedang menata hidup mereka, dan kamu pun musti melakukan hal yang sama. Bangkitlah dan berjalanlah menuju masa depan yang lebih indah.

 Keep Productive Mindset

Tips supaya tidak terngiang-ngiang akan masa lalu:

1. Buang segala hal yang pernah kamu dapatkan darinya. Misal ada hadiah, foto, nomor whatsapp, dan lain-lain.

2. Jauhi hal-hal yang membuatmu teringat. Misal, menonton drama, film, membaca novel serta mendengarkan lagu yang relate dengan kisahmu.

3. Sibukkan diri dengan hal-hal positif. Karena ketika pikiran kita sibuk, kita tidak akan lagi punya waktu untuk mengenang masa lalu.

4. Perbanyak dzikir, supaya hati tidak kosong. Karena jika hatimu sudah dipenuhi dengan cahaya dzikir, maka bayangan tentang dirinya lambat laun akan memudar.

5. Perbanyak membaca sholawat, sebab dengan bersholawat kamu akan merasakan keajaiban yang luar biasa. Perasaan cintamu kepada masa lalumu akan berpindah kepada Baginda Rasulullah, kekasih Allah, makhluk sempurna yang kita semua dambakan cintanya.

Tulisan ini, aku akhiri dengan sebuah kutipan dan kalimat penutup.

You may not understand Allah’s plan for you now but it will make sense one day. And when it does, you will be so grateful that certain things happened the way it did. Alhamdulillah. —jmviviolina

 Kamu boleh patah sepatah-patahnya, hancur-sehancurnya, babak belur sebelur-belurnya, tetapi jangan sampai dzolim pada diri sendiri.

Sebab yang sembuh; yang tumbuh.

Post a Comment

0 Comments