![]() |
makkah_wr |
Namun di saat yang sama; beberapa teman dekatku mengalami patah hati yang luar biasa. Hal itu berakibat skripsi mereka mandek, hingga harus membayar ukt di semester 9. Tentu saja; kuliah molor bukanlah tindak kriminal, bukan juga aib, apalagi dosa.
Sebagai teman,
aku hanya bisa memberi semangat dan berkata sabar, walau aku tahu betul
teman-temanku pasti sudah tahu apa yang harus ia usahakan serta berjuang dengan
keras melewati fase itu.
Aku yang sejak masuk semester akhir hingga
kini sering membaca buku Islamic romance (dengan segala kerumitan cintanya)
namun masih tak habis pikir; apakah patah hati bisa sesakit itu, sehancur itu;
hingga skripsi pun harus tertunda, yang mana tak hanya mengorbankan UKT (uang
kuliah tunggal) dan uang kos; juga mengorbankan hal-hal yang lebih penting;
waktu, energi dan hati −tentu saja.
Tanpa sengaja, di awal Ramadan 1442
H aku mendapati nasehat tentang move on. Aku tahu di luar sana, banyak yang
tengah patah hati di bulan suci ini. Aku merangkum beberapa nasehat yang diberi
Ustazah Rima. Beliau merupakan alumni angkatan pertama STAI Imam Syafi’i Cianjur. Berikut beberapa kunci ‘move on’ dari
beliau:
Kunci Pertama: Mengikhlaskan
Karena apa-apa yang bukan rezekimu,
tidak akan menjadi milikmu, bagaimanapun caranya.
Kamu pernah ‘kan makan sesuatu,
tangan sudah mengayunkan makanan ke mulut, tetapi sesampai di depan bibir,
makanan itu jatuh berserakan.
Itu bukan rezekimu saat itu. Namun rezeki
semut yang dititipkan padamu.
Kunci Kedua: Sabar
Sabar menahan sakit hati karena
kegagalan ini. Sembari mengingat, bahwa segala derita yang kita rasa (kala kita
bersabar menjalaninya) maka semua akan diberi pahala. Setiap kali teringat hingga
merasa direndahkan, merasa dikucilkan, semua itu bernilai pahala.
Kunci Ketiga: Berbaik Sangka kepada Allah
Sebesar apapun cobaan kita, kita tidak boleh putus asa atau bahkan menyalahkan takdir, karena Allah pencipta kita, lebih tau apa yang terbaik untuk kita, dan Dia dengan segala keagungan-Nya, tidak akan menakdirkan perkara buruk bagi hamba-Nya.
Kunci Keempat: Jadikan Bulan Ramadan Momentum Move On!
Sedih boleh asal sewajarnya. Namun
tidak boleh terlalu berlarut-larut. Apalagi jika sampai kita dirugikan oleh
kesedihan ini.
Saat orang lain sedang sibuk berburu pahala di bulan suci Ramadan, sibuk membersihkan hati, memperbaiki diri, sibuk mengais pahala, jangan sampai kamu malah duduk termenung merenungi hal yang telah berlalu, yang mana tidak akan menjadi milikmu.
Mau nangis seharian pun, masa
lalumu tidak akan mengerti apa yang terjadi sama kamu. Dia sedang menata masa
depannya, mencari pasangan lain untuk menyempurnakan agamanya, dia tidak sedang
memikirkanmu. Bangkitlah. Jangan rugikan dirimu sendiri.
Bangkit! Kamu wanita baik, sholeha, cantik, semua orang menyayangimu, menanti keberhasilanmu. Abimu, Ummimu, adik-adik. Jangan abaikan mereka yang menyayangimu hanya untuk menyesalkan mereka yang tak pernah memikirkanmu.
Masa lalumu, orang tua masa lalumu, tidak akan menoleh ke
belakang untuk menatapmu. Mereka sedang menata hidup mereka, dan kamu pun musti
melakukan hal yang sama. Bangkitlah dan berjalanlah menuju masa depan yang
lebih indah.
Tips supaya tidak terngiang-ngiang akan
masa lalu:
1. Buang segala hal yang pernah kamu
dapatkan darinya. Misal ada hadiah, foto, nomor whatsapp, dan lain-lain.
2. Jauhi hal-hal yang membuatmu
teringat. Misal, menonton drama, film, membaca novel serta mendengarkan lagu
yang relate dengan kisahmu.
3. Sibukkan diri dengan hal-hal
positif. Karena ketika pikiran kita sibuk, kita tidak akan lagi punya waktu
untuk mengenang masa lalu.
4. Perbanyak dzikir, supaya hati
tidak kosong. Karena jika hatimu sudah dipenuhi dengan cahaya dzikir, maka bayangan
tentang dirinya lambat laun akan memudar.
5. Perbanyak membaca sholawat, sebab dengan bersholawat kamu akan merasakan keajaiban yang luar biasa. Perasaan cintamu kepada masa lalumu akan berpindah kepada Baginda Rasulullah, kekasih Allah, makhluk sempurna yang kita semua dambakan cintanya.
Tulisan ini, aku akhiri dengan sebuah kutipan dan kalimat penutup.
You may not understand Allah’s plan
for you now but it will make sense one day. And when it does, you will be so
grateful that certain things happened the way it did. Alhamdulillah.
—jmviviolina
Sebab yang sembuh; yang tumbuh.
0 Comments